Dokumen Teaching Factory atau TEFA Hasil Sinkronisasi /Penyelarasan (Link And Match) Kurikulum Merdeka Dengan Dunia Kerja Konsentrasi Keahlian Teknik Pengelasan
Latar Belakang
Sejalan dengan pertumbuhan dunia usaha dan industri di Indonesia, permintaan tenaga terampil lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi semakin meningkat. Oleh karena itu, SMK perlu membekali peserta didiknya dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dunia usaha dan industri. Ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia makin menegaskan bahwa SMK harus semakin lebih mendekatkan diri dengan kebutuhan dunia kerja. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah dengan menyelenggarakan program keahlian yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri agar penyelenggaraan pendidikan di SMK menjadi efektif.
Sekolah Menegah Kejuruan sebagai lembaga pendidikan yang mencetak lulusan nya untuk siap bekerja menduduki jabatan tertentu perlu memberikan wahana yang dapat memupuk ketiga unsur yaitu keterampilan, pengetahuan dan berkarakter islami. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab amanat yang termaktub dalam Peraturan Gubernur Provinsi Aceh Nomor 66 tahun 2019 tentang kurikulum pendidikan berbasis teknologi dan kewirausahan islami pada sekolah menengah kejuruan di Aceh. Keberhasilan Sekolah Menengah Kejuruan dalam mencetak peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional mendukung program pembangunan yang dilaksanakan di daerah. Serta Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri.
Tantangan SMK saat ini antara lain adalah masih lemahnya kerjasama/ sinergitas antara SMK dengan Dunia Kerja, keterbatasan kualitas dan kuantitas peralatan, rendahnya biaya praktik, dan lingkungan belajar yang belum sesuai dengan lingkungan Dunia Kerja. Tantangan lainnya yang dihadapi SMK adalah menghadapi keterbukaan ekonomi, sosial dan budaya antar negara secara global, khususnya dalam menghadapi penerapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang telah diberlakukan sejak akhir tahun 2015. lndonesia dihadapkan pada persaingan yang makin ketat termasuk dalam penyediaan tenaga kerja di bidang teknologi. Apabila lndonesia tidak menyiapkan tenaga terampil dapat dipastikan lndonesia hanya akan menjadi lahan tempat bekerja bagi tenaga kerja terampil dari negara-negara anggota MEA lainnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dalam salah satu programnya berupaya meningkatkan kerjasama dengan Dunia Kerja (Link and Match) sebagai strategi utama dengan tujuan untuk membangun kemitraan SMK dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan mempercepat waktu penyesuaian bagi lulusan SMK untuk memasuki dunia kerja telah berupaya secara maksimal Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui berbagai program pendidikan, menanamkan jiwa wirausaha di setiap jenjang dan tingkat pendidikan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Direktorat PSMK) berpartisipasi dengan berupaya meningkatkan kompetensi kerja dan jiwa wirausaha lulusan SMK.
Model pembelajaran teaching factory mempunyai 3 (tiga) komponen, yaitu: (i) produk sebagai media pengantar kompetensi, (ii) Job sheet yang memuat urutan kerja dan penilaian sesuai dengan prosedur kerja standar industri serta (iii) pengaturan jadwal belajar dengan Sistim Blok memungkinkan terjadinya pengantaran soft skill dan hard skill ke peserta didik dengan optimal. Setiap kompetensi/konsentrasi keahlian dapat menerapkan teaching factory melalui 3 komponen tersebut sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas konsentrasi keahlian yang ada.
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran berbasis produks/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. lmplementasi PjBL di SMK dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri, dan kompetensi yang dihasilkan oleh SMK. Pelaksanaan teaching factory dan lmplementasi PjBL menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK, disamping itu peran dinas juga sangat memegang peranan penting sebagai fasilitator dan penghubung dengan pemerintah daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi maupun evaluasinya.
Berikut ini adalah contoh Dokumen TEFA Konsentrasi Keahlian Teknik Pengelasan Kurikulum Merdeka dengan judul project Membuat Kunci Pas, yang kami buat dan dapat anda Download Disini
izin edit filenya ya pak
BalasHapus