-->

Parameter Pengelasan OAW

Parameter las OAW

Supaya hasil pengelasan dapat memenuhi standar yang diinginkan maka seorang welder atau juru las harus mengetahui parameter pengelasan. parameter pengelasan yaitu variabel yang mempengaruhi masukan panas (heat input). Parameter pengelasan pada las karbit atau pengelasan Asitelin dan juga disebut dengan pengelasan OAW adalah: Ukuran diameter lubang Tip, Jenis Nyala api, Tekanan kerja gas Oksigen, Tekanan kerja Gas Asitelin, jarak nyala inti dan kecepatan pengelasan.

a. Ukuran Tip.

Ukuran Tip ditunjukkan dengan angka mulai dari 000, atau 00, atau 0, sampai 10 atau 12, dan lebih dari itu tergantung pembuatnya. Semakin besar ukurannya semakin besar diameter lubang Tip, sehingga diperlukan kapasitas gas yang lebih besar pula.
Ukuran Tip berkaitan dengan kemampuan brander untuk mengelas bahan. Bahan yang tipis tidak perlu panas yang tinggi sebaiknya memakai ukuran ukuran Tip yang kecil, sebaliknya jika bahan yang dilas mempunyai ukuran yang tebal maka digunakan nomor Tip yang besar agar penyambungan bahan dapat dilakukan dengan sempurna.

b. Tekanan Kerja Gas Oksigen dan Asitelin.

Tekanan kerja gas Oksigen dan Asitelin yang pada dasarnya mempengaruhi laju gas yang keluar dari tabung gas mempunyai dampak terhadap masukan panas (heat input) yang diterima benda kerja las. Laju gas ini berkaitan dengan kemampuan lubang Tip dalam menyalurkannya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk nomor Tip.
Perbandingan tekanan gas Oksigen dan asitelin yang ideal tergantung dari jenis Torch (Brander) yang digunakan. Perbandingan tekanan kerja antara gas Oksigen dengan Asitelin untuk Torch dengan sistim injeksi adalah 5 : 1, sedangkan untuk Torch dengan sistim tekanan tetap sebesar 1 : 1.

c. Jenis Nyala Api

Nyala api yang keluar dari Brander las merupakan nyala api hasil pembakaran gas Asitelin dengan Oksigen. Nyala api pada las asiteline (OAW) adalah: nyala Karburasi, nyala Netral, dan nyala Oksidasi.
  • Nyala api karburasi
Nyala Karburasi terbentuk oleh campuran gas yang teralu banyak Asitelin dari pada Oksigen. Temperatur maksimum yang bisa dicapai sekitar 3000 C, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengelas bahan logam yang mempunyai titik cair lebih dari suhu tersebut, misal Baja karbon, Stainless steel, dan sebagainya. Nyala ini biasa digunakan untuk proses Brazing dan pengelasan Alumunium.
Nyala Karburasi mempunyai nyala Inti yang tidak focus dan panjang, berwarna kekuningan, dan nyala Sisa yang berwarna kuning, Gambar berikut menunjukkan bentuk nyala api karburasi.

  • Nyala api Netral
Nyala dengan perbandingan yang sama antara gas Acetylene dan Oksigen. nyala netral yang mempunyai nyala Inti focus, berwarna putih kekuningan, dan nyala sisa agak pendek jika dibandingkan dengan nyala Karburasi.
Suhu tertinggi sebesar 3200 C terjadi pada jarak 3 mm dari ujung nyala Inti.  Jenis nyala ini sangat cocok digunakan untuk pengelasan bahan Baja, Alumunium, Tembaga, dan Besi tuang.
Suhu tertinggi sebesar 3200 C terjadi pada jarak 3 mm dari ujung nyala Inti.  Jenis nyala ini sangat cocok digunakan untuk pengelasan bahan Baja, Alumunium, Tembaga, dan Besi tuang.
Gambar berikut menunjukkan bentuk nyala api Netral.

  • Nyala api Oksidasi
Nyala Oksidasi terbentuk ketika valume gas Oksigen lebih banyak daripada gas Acetylene. Gas Oksigen yang berlebih ini mengakibatkan temperatur yang dapat dicapainya sekitar 3300 C sehingga hampir semua jenis logam dapat dicairkan, namun kendati demikian logam yang unsur paduan utamanya Fe seperti Baja dan Besi tuang tidak dapat dilas dengan nyala Oksidasi karena Fe akan bereaksi dengan Oksigen membentuk Oksida besi yang dapat menyebabkan adanya slag atau kotoran di dalam logam lasan. Nyala ini biasanya digunakan untuk proses Brazing dan pengelasan Kuningan.
nyala intinya berbentuk kerucut tajam dengan warna biru dan nyala sisa lebih pendek jika dibandingkan dengan nyala netral.
Gambar berikut menunjukkan bentuk nyala api Oksidasi .

d. Kecepatan Pengelasan

Salah satu parameter las OAW yang sangat tergantung pada juru las adalah kecepatan pengelasan. Setiap juru las mempunyai karakter tersendiri, khususnya yang berkaitan dengan kecepatan pengelasan yang ia lakukan. Seorang juru las harus mengenali karakternya sendiri, sehingga ia bisa menyesuaikannya dengan parameter lainnya.

e. Jarak Nyala Inti terhadap Benda Kerja

Jarak nyala inti terhadap benda kerja mempengaruhi masukan panas yang diterimanya. Temperatur tertinggi yang dicapai oleh nyala netral dan oksidasi berada kurang lebih 3 mm di depan nyala inti. Untuk mendapatkan hasil las yang baik, nyala inti harus ditempatkan pada jarak tersebut.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Parameter Pengelasan OAW"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel